Niko :lyrical_lily: (niko@jir.moe)'s status on Sunday, 21-Jan-2024 21:33:42 JST
-
@indonische Wolff mudah dipahami, dia mau menjelaskan pandangannya ke orang biasa. Berbeda sama banyak akademisi kiri yang elitis, mereka berbicara hanya dengan sesama akademisi kiri lain karena banyak dari mereka punya ide yang nakal.
Ngomong-ngomong, orang jadul-purist itu ada. Mungkin otaknya terbentuk dari kondisi Perang Dingin, dari sudut pandang Barat pula. Tapi jangan kaget kalau orang sosialis atau komunis yang beriman akan cenderung menjadi seperti jadul-purist. Kalau mereka tidak mengakui mereka tinggal di dunia kapitalisme, mereka otomatis murtad dari pahamnya. Kalau mereka tidak mengakui satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia adalah dengan hijrah ke komunisme, mereka gagal jadi orang kiri.
Maksudnya, dan ini adalah yang ingin kusampaikan di reply sebelumnya, selama ini pandangan "normal" lahir dari sudut pandang Barat Perang Dingin. Ketika Tembok Berlin runtuh, orang yang melulu pakai dikotomi kapitalisme-komunisme tentu akan dianggap jadul. Bagaimana tidak? Komunisme kan sudah kalah! Sekarang kapitalisme sudah canggih dan bermacam-macam! Tetapi, tidak bagi orang kiri. Mereka tidak melihat dirinya sebagai jadul-purist, tapi MC anime yang harus menyelamatkan dunia.
Bagi orang "normal", kapitalisme adalah tatanan natural yang berevolusi dengan sendirinya seiring melorotnya feodalisme. Maka para bajingan yang melakukan eksperimen negara sosialis di abad ke-20 adalah keanehan yang keluar dari tatanan natural dunia. Para pengocok pedet yang masih berani-beraninya menjadi kiri setelah runtuhnya Tembok Berlin adalah orang kurang kerjaan. Tapi apakah orang normal pernah berpikir sebaliknya, bahwa tidak ada tatanan natural, bahwa eksperimen tersebut dilakukan untuk menyelamatkan dunia?