Conversation

Notices

1. Bhatara Indie (indonische@mstdn.social)'s status on Sunday, 21-Jan-2024 05:30:22 JST Bhatara Indie

   normie itu naive

   kebanyakan di dunia ini, pemerintahnya menganut welfarestate yang basically 'fascism' / 'socialism'

   sedangkan untuk menjadi real communism = government seizing the means of production, atau pemerintah yang mengerjakan apapun (yg berarti inefficient)

   sekarang ini dunia beda dengan di era perang dunia kedua, semua menuju ke entropi yang lebih rendah utk mencapai stabilitas: kebaikan dari kompetisi kapitalisme & stabilitas dari kepatuhan komunisme.

   • Niko :lyrical_lily: (niko@jir.moe)'s status on Sunday, 21-Jan-2024 05:30:21 JST Niko :lyrical_lily:

     in reply to
     @indonische Kalau orang komunis baca ini, mereka pasti berak sambil jungkir balik. Menurut mereka, komunisme itu bukan pemerintah melakukan segala hal, tapi alat produksi dipegang oleh badan kolektif. Badan kolektif, bukan pemerintah. Bahkan masyarakat komunis itu adalah masyarakat stateless. Sebelum komunisme, ada fase transisi kapitalisme-sosialisme dan fase sosialisme tingkat tinggi di mana sebuah state dikuasai partai komunis. Tapi bukan berarti juga otomatis partai ini menguasai segala hal.
     
     Terus orang sosialis ikutan jungkir balik sambil kencing kalau mereka disamakan dengan fasis. Menurut mereka fasisme itu kapitalisme yang sedang membusuk.
     
     Source: nenek saya di basement
   • Bhatara Indie (indonische@mstdn.social)'s status on Sunday, 21-Jan-2024 21:27:34 JST Bhatara Indie

     in reply to

     • Niko :lyrical_lily:

     @niko

     kalau badan kolektif itu macem worker-coop argument dari Prof Wolff. Itu perusahaan tapi sahamnya dimiliki pekerja juga.

     Orang jadul diskusinya selalu purist : kalau nggak kapitalisme, maka komunisme. Dan suka serang pake retorika ideologi.

     Cuma kalau baca2 di mana ide free-market ada awal2 (austrian economics) yg terjadi sebenernya malah gov di sana sangat kuat tapi dipress seminimal mungkin.

     yg jahat itu bukan kapitalisme tapi oligarki yg mintanya crony-capitalism

     Niko :lyrical_lily: likes this.
   • Niko :lyrical_lily: (niko@jir.moe)'s status on Sunday, 21-Jan-2024 21:33:42 JST Niko :lyrical_lily:

     in reply to
     @indonische Wolff mudah dipahami, dia mau menjelaskan pandangannya ke orang biasa. Berbeda sama banyak akademisi kiri yang elitis, mereka berbicara hanya dengan sesama akademisi kiri lain karena banyak dari mereka punya ide yang nakal.
     
     Ngomong-ngomong, orang jadul-purist itu ada. Mungkin otaknya terbentuk dari kondisi Perang Dingin, dari sudut pandang Barat pula. Tapi jangan kaget kalau orang sosialis atau komunis yang beriman akan cenderung menjadi seperti jadul-purist. Kalau mereka tidak mengakui mereka tinggal di dunia kapitalisme, mereka otomatis murtad dari pahamnya. Kalau mereka tidak mengakui satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia adalah dengan hijrah ke komunisme, mereka gagal jadi orang kiri.
     
     Maksudnya, dan ini adalah yang ingin kusampaikan di reply sebelumnya, selama ini pandangan "normal" lahir dari sudut pandang Barat Perang Dingin. Ketika Tembok Berlin runtuh, orang yang melulu pakai dikotomi kapitalisme-komunisme tentu akan dianggap jadul. Bagaimana tidak? Komunisme kan sudah kalah! Sekarang kapitalisme sudah canggih dan bermacam-macam! Tetapi, tidak bagi orang kiri. Mereka tidak melihat dirinya sebagai jadul-purist, tapi MC anime yang harus menyelamatkan dunia.
     
     Bagi orang "normal", kapitalisme adalah tatanan natural yang berevolusi dengan sendirinya seiring melorotnya feodalisme. Maka para bajingan yang melakukan eksperimen negara sosialis di abad ke-20 adalah keanehan yang keluar dari tatanan natural dunia. Para pengocok pedet yang masih berani-beraninya menjadi kiri setelah runtuhnya Tembok Berlin adalah orang kurang kerjaan. Tapi apakah orang normal pernah berpikir sebaliknya, bahwa tidak ada tatanan natural, bahwa eksperimen tersebut dilakukan untuk menyelamatkan dunia?
   • Bhatara Indie (indonische@mstdn.social)'s status on Monday, 22-Jan-2024 18:33:34 JST Bhatara Indie

     in reply to

     • Niko :lyrical_lily:

     @niko emang sih doktrin naturalis itu selalu skeptis dengan ciptaan manusia.

     btw juga bagi naturalis, konsep memiliki Tuhan itu adalah natural.

     in anycase, kadang kupikir kembali ke natural itu upaya terbaik untuk reset apabila segala uji coba itu gagal. Macem komputer kan ada default settingnya.

     dan ketika udah reset pasti dari sana bisa meniti lagi pelan-pelan menjauhi menuju ke jalan labirinth yang buntu.

     Niko :lyrical_lily: likes this.
   • Niko :lyrical_lily: (niko@jir.moe)'s status on Monday, 22-Jan-2024 18:34:53 JST Niko :lyrical_lily:

     in reply to
     @indonische kalau kembali ke natural ya balik jadi monke people
   • Niko :lyrical_lily: (niko@jir.moe)'s status on Tuesday, 23-Jan-2024 05:15:52 JST Niko :lyrical_lily:

     in reply to
     @indonische Tentang monke, aku cuma bercanda. Itu argumentum ad naturam.
     
     Tentang hukum rimba, itu terdengar seperti Darwinisme sosial. Mungkin yang effortless ialah yang menang, tapi pemenang belum tentu baik. Seperti sebelumnya, feodalisme dan kapitalisme adalah pemenang di zamannya masing-masing. Natural, kan? Iya. Tapi apakah baik? Yo ndak tau. Benua Amerika Utara saat ini dihuni oleh orang Putih. Iya, natural. Apakah baik? Yo ndak tau (beneran). Nenekku saat ini terjebak di basement dan tidak bisa membayar BPJS karena cucunya miskin. Oh, sialan hukum rimba! Tapi orang di luar sana mana peduli dengan dua orang asing ini. Setidaknya aku tidak lahir menjadi pembersih cerobong asap di London abad ke-19. Intinya kembali lagi ke argumentum ad naturam.
   • Bhatara Indie (indonische@mstdn.social)'s status on Tuesday, 23-Jan-2024 05:15:53 JST Bhatara Indie

     in reply to

     • Niko :lyrical_lily:

     @niko

     sebenernya g jg jadi monke, sebagai makhluk ber-IQ tinggi jg natural bg manusia utk berkembang & jd beradab.

     Tarik ulur selalu terjadi macem : apakah menerima LGBT itu beradab/nggak. Bagi kaum globohomo yg menolak LGBT itu Nazi barbarian. Bagi kaum konservatif itu malah mengkorupsi bangsa lambat laun.

     Yg menang yg effortless (natural). Cuma ya natural itu sesadis hukum rimba.