@niko sama sih, aku gak ada mengikuti perkembangan literatur dalam negeri. Lebih suka baca cerita yang lama-lama.
Sebuah karya baiknya menampilkan sebuah pesan yang pasti dan tema yang menyegarkan. Kalau isinya sama semua toh apa gunanya? Cara penyampaian mereka juga gak menarik, terlalu gamblang tanpa adanya hal lain di dalamnya.
@niko bukankah hal-hal itu juga terjadi di beberapa karya lain seperti Lord of the Rings? Karyanya simpel namun mempengaruhi pop kultur sepanjang masa. Ide-ide yang kita anggap simpel sebenarnya lumayan revolusioner pada masa lalu.
@niko Benar sih, aku sempat baca beberapa karya klasik dan isinya lebih berbobot daripada hal-hal yang kubaca akhir-akhir ini. Aku awalnya cuman ingin melihat kemajuan literasi negara ini, sangat mengecewakan sebenarnya. Otw baca Musashi.
Jenga (poortenset@jir.moe)'s status on Tuesday, 27-Dec-2022 19:55:59 JST
JengaKemarin sempat nyoba baca beberapa cerpen yang terbit di Kompas. Isinya seperti yang saya kira, yakni biasa-biasa saja. Tidak ada yang wah dari apa yang saya baca. Memang sedari awal membaca tulisan ini ekspetasi saya sangat kecil, terutama ketika melihat penulis-penulisnya. Entah kenapa mereka mengingatkan saya pada orang-orang Liberal yang biasa ditemukan di Amerika Serikat sekarang.
Memang benar, isi tulisan mereka sangat khas dengan gaya kepenulisan orang-orang yang Liberal. Ada yang isinya tentang pemikiran anti pemerintah, soal pernikahan, cinta dan lain sebagainya. Tidak ada topik menarik yang bisa didapatkan di sini, isinya mediocre atau biasa-biasa saja. Ah mungkin malah bisa dibilang mengecewakan. Mereka masih mengira diri mereka yang selalu kena tindas. Mereka menciptakan sebuah hantu Orde Baru yang sekiranya masih menyiksa mereka ala pemburuan komunis setelah G30. Amat susah rasanya mencari sebuah gerakan literasi baru.
:8b_j: :8b_e: :8b_n: :8b_g: :8b_a:Awanama yang bisa ditemukan hampir setiap hari di internet. Hobinya adalah berdebat, melihat gambar imut, membaca dan tidur :akko_wink:Bisa ditemukan di @Poortenset@pleroma.id