Conversation
Notices
-
Kemarin sempat nyoba baca beberapa cerpen yang terbit di Kompas. Isinya seperti yang saya kira, yakni biasa-biasa saja. Tidak ada yang wah dari apa yang saya baca. Memang sedari awal membaca tulisan ini ekspetasi saya sangat kecil, terutama ketika melihat penulis-penulisnya. Entah kenapa mereka mengingatkan saya pada orang-orang Liberal yang biasa ditemukan di Amerika Serikat sekarang.
Memang benar, isi tulisan mereka sangat khas dengan gaya kepenulisan orang-orang yang Liberal. Ada yang isinya tentang pemikiran anti pemerintah, soal pernikahan, cinta dan lain sebagainya. Tidak ada topik menarik yang bisa didapatkan di sini, isinya mediocre atau biasa-biasa saja. Ah mungkin malah bisa dibilang mengecewakan. Mereka masih mengira diri mereka yang selalu kena tindas. Mereka menciptakan sebuah hantu Orde Baru yang sekiranya masih menyiksa mereka ala pemburuan komunis setelah G30. Amat susah rasanya mencari sebuah gerakan literasi baru.
- Niko :lyrical_lily: likes this.
-
@Poortenset Sudah benar lebih baik baca karya tulisan yang sudah canon
-
@Poortenset Karya yang esensial (atau klasik?). Kalau di sastra Indonesia kurang tau sih. Kalau di Inggris, misalnya karya Abad Pertengahan ada Chaucer. Untuk Renaisans ada Shakespeare, Marlowe, dkk. Di abad ke-20 contohnya ada, meskipun cringe, Orwell.
-
@niko tulisan kanon? Contohnya apa tuh?
-
@Poortenset Aku yakin ada pujangga keren di negeri ini, cuma aku juga kurang mengikuti perkembangannya. Apakah Goenawan Mohamad termasuk?
Oh iya, kembali ke "pemikiran anti pemerintah" di awal, aku pribadi kurang suka kalau sebuah karya menampakkan pemikiran itu secara gamblang. Seolah-olah karyanya ada hanya karena alasan membosankan itu.
-
@niko Benar sih, aku sempat baca beberapa karya klasik dan isinya lebih berbobot daripada hal-hal yang kubaca akhir-akhir ini. Aku awalnya cuman ingin melihat kemajuan literasi negara ini, sangat mengecewakan sebenarnya. Otw baca Musashi.
-
@niko sama sih, aku gak ada mengikuti perkembangan literatur dalam negeri. Lebih suka baca cerita yang lama-lama.
Sebuah karya baiknya menampilkan sebuah pesan yang pasti dan tema yang menyegarkan. Kalau isinya sama semua toh apa gunanya? Cara penyampaian mereka juga gak menarik, terlalu gamblang tanpa adanya hal lain di dalamnya.
-
@niko @Poortenset mari membaca, kamerad https://archive.org/details/@bebaskanbuku
-
@Sandi @Poortenset orang GMNI bahkan (mungkin) gak baca yang beginian
-
@Sandi @niko buset isinya mengundang BIN.