@bros@jir.moe@indonesia@a.gup.pe Akan selalu ada pendukung begini. Militan tapi brengsek. Dan memang, politikus hampir gak ada yang bersih. Mereka manusia. Kita tidak memilih malaikat.
Tapi itu dua hal yang berbeda.
Ini Pemilu ketiga saya. Saya 2014 golput, 2019 juga golput. Saya menghargai golput dan terserah juga mau apolitis. Begini sudut pandang saya, saya tahun ini memilih tidak golput karena memang bahkan secara langsung dan pasti ada paslon yang bermasalah. Yang golput dan apolitis saat situasi begini, berpotensi membahayakan. Kalau merasa paslon siapapun yang terpilih tidak mempengaruhi hidup kita, maka sadari, bahwa kita punya privilege yang besar. Sementara itu, orang-orang rapuh, rentan, bakal terpapar langsung akibat paslon yang terpilih.
Banyak sumber, lho. Kita bisa mencari sendiri. Bagaimana salah satu paslon menanggapi kritik, bagaimana mereka menanggapi pers, bagaimana mereka mananggapi akademisi?
Saya benci prinsip "mencari lesser evil". Tapi ini ada true evil sesungguhnya. Niatnya, runtuhkan dulu true evil ini kemudian besok putaran kedua bebas milih siapa atau golput.
Tapi, tebak, prinsip saya ini sudah tidak berlaku lagi dan niat saya gagal.
ꦫꦶꦢꦤ꧀ꦩꦗ꦳. Narablog yang kadang bersepeda. Menulis, mem-#BacaBuku, menganu #l10n (Indonesia), dan hal acak. Pengguna berat #VoidLinux dan #VivaldiBrowser* Posts mostly in Bahasa Indonesia