Aku merasa iri dengan orang dewasa akhir-akhir ini. Mereka bisa mengeluarkan suara untuk pemilu besok. Sialnya aku yang masih 16 tahun ini tidak bisa berbuat apa-apa. Bayangkan betapa girangnya seseorang ketika dapat memilih calon presiden. Bukankah itu seperti kita memilih starter Pokemon? :RosThink: Mencengangkan! Yah, aku pastinya paham akan kegirangan itu. Dialah yang akan kita gunakan untuk melawan semua gym leader dan pada akhirnya champion.
Sejak tahun lalu di setiap perkumpulan keluarga, paman-pamanku selalu mengasingkan diriku ketika aku ingin bergabung ke percapakan mereka tentang politik—lebaran, tirakatan, Tahun Baru Imlek kemarin, semuanya sama saja. Mereka berkata aku masih belum cukup umur untuk itu. Oh, ayolah. Aku mungkin masih 16 tahun, tetapi tentunya aku lebih tua daripada yang mereka sadari. Buktinya pipi mereka memerah ketika melihat penisku bergelantungan setelah aku keluar dari kamar mandi kakek. Apa artinya jika bukan aku sudah memiliki penis dewasa? :shrug_akko:
Omong-omong, menariknya, aku baru tahu kalau ternyata besok mereka tidak hanya memilih calon presiden. Iya, tentu calon wakil presiden juga. Maksudnya, dengarkan... mereka akan memilih calon legislatif. Apa?! :eve_wow: Apa itu? Aku baru tahu, pikirku awalnya. Tetapi jangan khawatir, aku tidak sepayah itu. Aku mencoba menggali benda apa calon legislatif itu setelah wahyu tersebut diturunkan padaku. Jadi, tampaknya muka orang yang dipaparkan di baliho-baliho sepanjang jalan itu adalah calon legislatif... dan mereka ada banyak sekali, dari berbagai macam partai pula. Jangankan 01, 02, 03 seperti Vocaloid, mereka mendapat tambahan jauh lebih banyak! Apakah orang dewasa sanggup memilih satu (atau berapa, sih?) dari banyaknya orang dan partai itu? Aku saja masih belum dapat memutuskan merek sampo mana yang akan kupakai seumur hidup, kubawa haji, dan sampai mati nanti.